Pengujian Program dan Menangani Kesalahan
1.Pengertian Pengujian Program:
Menurut Rini Astuti dalam Testing Tahap Pemrograman,testing program merupakan proses mengoperasikan program komputer pada saat program atau komponen program pada kondisi tertentu, mengamati atau mencatat hasilnya,dan membuat evaluasi terhadap aspek aspek dari program dan komponen program tersebut.
2.3 Prinsip Pengujian:
A.Semua pengujian harus dapat ditelusuri sampai ke persyaratan pelanggan. B.Pengujian harus direncanakan lama sebelum pengujian itu mulai. C.Prinsip Pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak.
3.Pengujian (Testabilitas). Berikut checklist yang memberikan serangkaian karakteristik yang membawa kepada perangkat lunak yang dapat diuji:
A.Operabilitas (semakin baik ia bekerja, semakin efisien ia dapat diuji). 1). Sistem memiliki beberapa bug (bug menambah analisis dan biaya pelaporan ke proses pengujian). 2).Tidak ada bug yang memblok eksekusi pengujian. B.Observabilitas (apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda uji). 1). Output yang berbeda dikeluarkan oleh masing-masing input. 2).Kode sumber dapat diakses. C.Kontrolabilitas (semakin baik kita dapat mengontrol perangkat lunak, semakin banyak pengujian yang dapat diotomatisasi dan dioptimalkan). 1).Semua kode dapat dieksekusi melalui berbagai kombinasi input. 2).Format input dan output konsisten dan terstruktur. D.Dekomposabilitas (dengan mengontrol ruang lingkup pengujian,kita dapat dengan lebih cepat mengisolasi masalah dan melakukan pengujian kembali secara lebih halus). 1). Sistem perangkat lunak dibangun dari modul modul independen. 2). Modul-modul perangkat lunak dapat diuji secara independen. E.Kesederhanaan (semakin sedikit yang diuji, semakin cepat kita dapat mengujinya). 1). Kesederhanaan fungsional. 2). Kesederhanaan struktural. F.Stabilitas (semakin sedikit perubahan, semakin sedikit gangguan dalam pengujian). 1). Pengujian ke perangkat lunak tidak sering. 2). Perubahan ke perangkat lunak terkontrol. G.Kemampuan untuk dapat dipahami (semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin halus pengujian yang akan dilakukan). 1). Desain dipahami dengan baik. 2). Dokumentasi teknis akurat.
- 3 Tujuan Pengujian:
A.Menilai apakah sistem yang dikembangkan telah sesuai dan memenuhi kebutuhan yang sudah ditetapkan. B.Menemukan kesalahan pada sistem yang tidak terlihat sebelumnya. C.Menilai apakah sistem sudah beroperasi dengan benar.
- 6 Prosedur Testing:
A.Tentukan yang akan diuji. B.Menentukan cara pelaksanaan pengujian. C.Membuat kasus uji. D.Menentukan hasil yang diharapkan. E.Melaksanakan pengujian. F.Melakukan perbandingan antara hasil uji dan hasil yang diharapkan.
- Perbedaan Black Box Testing dengan White Box Testing:
•Black Box Testing: -> Pendekatan komplementer dari teknik white box karena pengujian black box diharapkan mampu mengungkapkan kelas kesalahan yang lebih luas dibandingkan teknik white box. •White Box Testing: -> Pengujian yang didasarkan pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara prosedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian.